Langsung ke konten utama
          TEMBANG BATANGHARI SEMBILAN KU SAYANG TERNYATA MALANG
Ketika memikirkan hubungan antara makanan dan kesenian, mungkin yang pertama muncul dalam pikiran kita adalah gizi, asumsinya anak yang cukup gizi cendrung lebih cerdas dari pada anak yang kurang gizi, akan tetapi kalau kita renungkan ulang, hubungan antara makanan dan kesenian amatlah beragam, beras merupakan makanan pokok masyarakat Sumatra Selatan, tapi bagi petani beras bukanlah barang yang sekedar dikonsumsi, melainkan komoditas yang perlu dijual untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari hari, termasuk biaya Pendidikan bagi keluarga mereka. 
Lantas disini saya teringat akan kesenian yang ada di Sumatra selatan yaitu seni Batanghari Sembilan atau juga ada masyarakat sebagian Sumatra Selatan menyebut kesenian ini dengan nama berejung, berejungan, namun, bila dihubungkan dengan makan yang saya sebut tadi akan menghasilkan pertanyaan seperti ini, makan apa ? makan dimana ? dan makan siapa hari ini, sama halnya dengan kesenian Batanghari Sembilan ini, Hari ini kesenian Batanghari Sembilan sangat minim untuk disaksikan jauh jauh untuk didiskusikan ataupun menjadi bahan perbincangan, hanya segelintir saja mungkin masyarakat yang tau atau paham dengan kesenian tersebut, padahal pada masanya kesenian tersebut merupakan alternative hiburan dan merupakan kesenian rakyat yang ada di Sumatra Selatan, akan tetapi kesenian Batanghari Sembilan sekarang hampir puna khususnya digenerasi sekarang anak anak muda bahkan masyarakat lebih memilih kesenian yang berbau bau modern seperti ngeband, yang lebih parah lagi alternative hiburan sekarang malah mereka pilih yaitu orgen tunggal, bisa kita saksikan bersama bilamana ada hajatan ataupun apa itu disebut orgen tunggal selalu menjadi pilihan utama, padahal esensinya tontonan yang mereka tonton merupakan tuntunan harusnya. 
Kebanyakan anak anak muda sekarang menyebut kesenian ini dengan kesenian jadul, kuno bahkan tak asik begitu mereka menyebutnya, lucunya lagi bahkan sebagian generasi sekarang serta anak anak baik itu pemuda pemudi tak tahu apa itu Batanghari sembilan, malah mereka menyebutnya dengan nama Sailinan padahal sailin merupakan tokoh dari kesenian ini bukan nama kesenian, ini menjadi sangat urgent karena kesenian merupakan identitas suatu daerah atau memang kita sekarang dalam kondisi krisis identitas. 
Kesenian Batanghari Sembilan merupakan kesenian yang sangat sarat akan nilai nilai Pendidikan, seperti Pendidikan moral, moral sendiri adalah suatu istilah yang digunakan untuk menentukan batas-batas dari sifat-sifat, corak-corak, maksud-maksud, pertimbangan pertimbangan yang secara layak dapat dinyatakan baik-buruk dan benar-salah, seperti pada pesan moral yang disampaikan pada teks syair Batanghari Sembilan dengan demikian kesenian Batanghari sembilan merupakan salah satu instrument sebagai upaya penyampaian nilai-nilai hidup manusia yang dibutuhkan untuk menjaga terciptanya harmoni dalam sosial masyarakat, bahkan bisa menjadi alternative dalam Pendidikan formal maupun non formal



Tembang Batanghari Sembilan merupakan warisan kebudayaan yang ada diSumatra Selatan yang sarat dengan nasehat nasehat dapat kita lacak dari syair syair yang tertera pada teks teks Batanghari Sembilan., Namun lagi lagi hari ini pembicaraan maupun perbincangan mengenai kesenian Batanghari sembilan justru sangat minim bahkan seringkali mengecilkan peran dan arti penting dari kesenian tersebut padahal banyak nilai nilai yang bisa kita pelajari dari kesenian ini. Persepsi mengenai salah satu unsur dari kebudayaan yaitu kesenian pun kemudian menjadi sangat lokal dan spesifik. Hal ini tentunya sangat merugikan dan akan berdampak jauhnya masyarakat terhadap nilai-nilai kebudayaan luhur 
Oleh sebab itu, perlu dilakukan upaya untuk menggali, memetakan dan mendefenisikan kembali kesenian dalam ruang lingkup yang sesungguhnya sebagai sebuah pengetahuan, baik itu di sekolah sekolah maupun masyarakat Sumatra Selatan, yang dirajut oleh latar belakang nilai nilai humanistik yang sama. Hal inilah yang menjadi dasar perlunya di sosialisasikan kembali, dengan cara sekarang, dikarenakan campaign campaign budaya haruslah dimulai kembali, pemuda hari ini sudah harus melek sejarah melek budaya bukan hanya melek tekhnologi. Salah satu cara yang mungkin bisa gunakan untuk kembali mendekatkan serta mensosialisasikan bentuk dari sejarah khususnya budaya yang ada disumatra selatan bisa dikombinasikan antara kemajuan tekhnologi serta narasi narasi yang banyak membahas nilai nilai kebudayaan yang ada di Sumatra Selatan,
Jadi hubungan makanan dan kesenian sangatlah erat didalam Pendidikan masyarakat melalui instrument pendekatan kesenian, bukan tidak mungkin apabila makanan dan kesenian diimplementasikan dalam kehidupan bermasyarakat, gizi yang diterima akan luar biasa hasilnya dalam masyarakat, namun makanan haruslah sepadan dengan kebutuhan tubuh, hari ini sajian makanan kesenian yang berbau kedaerahan khusunya Sumatra selatan sangatlah kurang, ini merupakan catatan penting utnuk para stakeholder khususnya Lembaga lemabaga ataupun instansi  yang berkencimpung pada dunia ini, bagaimana mengemas ulang kesenian ini untuk menjadi makanan bergizi dalam masyarakat, akhirnya jika jasmani memerlukan makanan, maka rohani memerlukan ilmu, rohani yang yang tidak berilmu laksana jasmani yang tidak makan, ia akan lemah dan sakit, ilmu sebagai makanan rohani tentu bukan sekedar keterampilan hidup, melainkan pandangan hidup, yang berfungsi mencerahkan pikiran dan hati kita, saya khawatir fungsi dari kesenian yang mencerahkan itu kini sudah banyak diabaikan sehingga hari ini kita krisis akan budaya semoga saja tidak ya semoga 




ALPEACE


Komentar